standard operating procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP)
SOP atau standard operating procedure adalah prosedur yang
spesifik pada operasi bisnis tertentu yang menggambarkan aktivitas yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan tugas, terkait dengan aturan industry tertentu,
kesesuaian dengan aturan hukum, atau sekedar standar ekseskusi bisnis. Semua
dokumen yang memuat instruksi “how to” dapat dikategorikan pada SOP.
Beberapa definisi lain terkait SOP antara lain: merupakan
dokumen yang memuat instruksi tertulis yang dibakukan tentang proses
penyelenggaraan administrasi, memuat cara melakukan pekerjaan, waktu, tempat
dan aktor yang berperan , atau merupakan pedoman atau acuan pelaksanaan tugas
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja suatu lembaga, berdasarkan
indikator teknis, administrative dan prosedural.
Kehadiran
SOP untuk mendukung proses bisnis di suatu organisasi modern merupakan satu
kebutuhan yang signifikan. Manfaat adanya SOP antara lain yaitu sebagai
standardiasasi cara kerja untuk menyelesaikan suatu tugas khusus dan mengurangi
kesalahan serta kelalaian, membantu staff untuk lebih mandiri, memberikan
akuntabilitas dan menyediakan ukuran standard kinerja pegawai.
Tahapan penting penyusunan SOP adalah :
1. Analisis sistem dan prosedur
kerja
2. Analisis tugas yang meliputi:
analisis tugas terkait, deskripsi tugas, spesifikasi tugas, penilaian tugas,
dan pengukuran kerja.
3. Analisis prosedur kerja.
Proses utama penyusunan SOP terdiri atas tiga kegiatan utama
yaitu: Requirement discovery yang memuat identifikasi masalah dan pemecahannya,
data modeling yaitu teknik mendokumentasikan data, dan process modeling, berupa
teknik organisasi dan dokumentasi struktur dan data pada seluruh proses,
kebijakan dan prosedur yang akan diimplementasikan.
Standar Pengelolaan Teknologi Informasi (TI)
Saat ini, pengelolaan teknologi informasi (TI) di suatu
organisasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Besarnya investasi
organisasi pada TI menuntut organisasi untuk mengelola TI dengan lebih bijak
dan teliti. Terkait dengan pengelolaan TI, terdapat banyak standard dan best
practice yang sudah banyak diadopsi dan diterapkan oleh industri.
Beberapa kerangka dan pedoman standard pada pengelolaan TI ini
antara lain adalah CobIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC 27001, CMMI, Balanced
Scorecard, dan Six Sigma. Masing-masing standard, pedoman, maupun
kerangka kerja tersebut memiliki cakupan dan persepsi yang berbeda-beda.
Tata kelola Teknologi Informasi (TI) merupakan upaya
menyeluruh pengelolaan asset dan proses pada TI di suatu organisasi. Menurut
kerangka kerja CoBIT, domain yang dicakup pada tata kelola TI meliputi 4 area
yaitu (1) align, plan and organize, (2) build, acquire and implement,
(3) deliver, service and support, dan (4)monitor, evaluate and
assess. Pada domain monitor, evaluate and assess, kehadiran SOP akan
sangat membantu memonitor apakah suatu proses sudah berjalan sesuai dengan
standard yang berlaku, serta apakah dapat memenuhi standar mutu tertentu. Oleh
karena itu, kehadiran SOP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan tata kelola TI di suatu organisasi.
ISO/IEC 38500 : 2008 diterapkan untuk mengatur tata kelola
proses serta keputusan yang terkait dengan layanan informasi dan komunikasi
organisasi. ISO/IEC 35800 menerapkan 6 prinsip yaitu[6]:
1. Menetapkan tanggung jawab
2. Merencanakan dukungan terbaik
untuk organisasi
3. Melakukan akuisisi dengan
alasan yang jelas
4. Menjamin tingkat kinerja berada
pada level tertentu
5. Menjamin ditaatinya aturan
6. Menjamin apresiasi terhadap factor manusia.
Implementasi ISO/IEC 38500 mengharuskan organisasi menerapkan
tata kelola TI dalam model yang berupa siklus evaluate-direct-monitor yaitu[6]:
1. Evaluate : mengevaluasi
penggunaan TI sekarang dan yang akan dating
2. Direct : mengarahkan
persiapan dan implementasi rencana dan kebijakan untuk menjamin bahwa
penggunaan TI sesuai dengan kebutuhan bisnis
3. Monitor : memantau kesesuaian pengelolaan TI denan
kebijakan, dan kinerja TI sesuai dengan rencana semula.
Ketiga
siklus di atas, berkaitan dengan proses pada tata kelola TI seperti pada gambar
dibawah :
Balanced
scorecard menyediakan
pedoman pengelolaan yang mengatur keberimbangan peningkatan pada 4 elemen yaitu
keuangan, kepuasan konsumen, peningkatan proses bisnis internal, dan proses
pembelajaran organisasi. Penerapan balanced scorecard pada layanan TI
dapat diturunkan dari balanced scorecard bisnis/organisasi, dan dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu [7] Balanced Scorecard IT development dan
IT operations seperti pada gambar 3. Hal ini membantu organisasi
mendefinisikan standard terpisah untuk layanan operasional TI dengan
pengembangan TI.
Comments
Post a Comment